Kasus ini telah menjadi perhatian pemerintah sehingga Departemen Kesehatan hanya menyarankan agar masyarakat membatasi konsumsi garam hingga kurang dari enam gram atau setara sekitar 1 sendok teh dalam sehari.
"Garam itu sendiri tidak hanya terdapat dalam garam dapur, namun juga terdapat dalam berbagai makanan jadi sangat susah memberikan kesesuaian konsumsi garam yang disarankan," ungkap Prof. C. Hanny Wijaya, Head of Food Chemistry Division at IPB saat peluncuran Tropicana Slim Low Fat Noodles di Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Dibandingkan kaum pria, wanita lebih berisiko terkena hipertensi. "Biasanya kaum wanita senang sekali mencicipi makanan, tapi malas menyantap makanan sendiri lalu memilih makanan di luar yang kandungan garamnya banyak," ungkapnya.
Kondisi ini diperparah dengan fungsi garam mempunyai kemampuan tingkatkan cita rasa sehingga tidak jarang makanan mempunyai kandungan garam yang berlebihan.
Lalu bagaimana mengatasinya? "Susah untuk pengendalian garam. Paling mudah dikendalikan gaya hidup. Lebih memperhatikan asupan, gizi dan pola kegiatan. Kebiasaan terlalu lama duduk juga harus dihilangkan dan lebih beraktivitas agar garam keluar melalui keringat," ungkapnya.
Di samping itu bisa dilakukan dengan mengonsumsi lebih banyak produk segar, terutama buah dan sayur, membatasi penambahan garam pada masakan, cerdas dalam membaca label, serta mengurangi mengonsumsi makanan olahan yang banyak mengandung garam tersembunyi dan tentunya memilih produk yang rendah garam.
Sumber: tribunnews.com