Story about me, my family, my businesses, my investments, my interests, and some good articles
Monday, May 08, 2006
Fedya Imunisasi Hepatitis A
Hari Sabtu tanggal 6 Mei 2006, Fedya datang ke ke RSIA Hermina Podomoro untuk minta diimunisasi Hepatitis A. Gak datang sendirian sih, tapi dianterin sama Ayah dan Bunda naik baleno merah. Biasanya dokter langganan adalah Dr. Agus Santoso. Kami pilih dokter tersebut karena beliau cukup komunikatif dalam menjawab rasa keingintahuan kami terhadap perkembangan Fedya, dan kadang memberikan rasa tenang karena hal-hal yang menyangkut kesehatan Fedya yang memang bukan bidang kami berdua. Tapi sayangnya pada tanggal itu Dr. Agus sedang cuti, yang ada dokter pengganti yang namanya Dr. Rismali Agus. Waktu menunggu ketemu dengan dede Shifa, tetangga rumah. Kemudian kami dipanggil ke ruangan dokter, melihat penampilan dokternya sih sepertinya cukup berpengalaman juga, mestinya sih begitu karena yang digantiin aja dokter berpengalaman banget. Fedya masih digendong sama ayahnya, dan baru saya cuci tangan di westafel tempat ibu-ibu menyusui bayinya. Fedya ternyata tertarik dengan westafel diruangan dokter dan sepertinya ingin cuci tangan lagi. Kami memang mengajari anak kami untuk selalu menjaga kebersihan selalu, tetapi memang anak kami demen cuci tangan kayak ayahnya. Ditawarin untuk cuci tangan lagi tentu aja bikin Fedya senang, naik ke bangku kecil bikin Fedya gampang memutar keran air dan membukanya besar-besar sampai air kena mukanya, hihihi... sementara ibunya melotot takut gak enak sama dokternya, hahahaha... Terus pindah ke tempat tidur tempat periksa. "Buka mulutnya pinter... AAAAA", dokter dan suster ikut mangap. Fedya santai aja sepertinya hari ini, gak rewel, tapi kami masih was-was karena setelah ini Fedya akan disuntik imunisasinya. Ayahnya memutuskan untuk menggendong Fedya sementara dokter memberikan imunisasi di lengan kanan. Kami sudah siap-siap untuk mengantisipasi amukan batita berbobot 21 kilogram, ketika ternyata sampai kami selesai menahan napas, tak satupun tangisan atau amukan dari Fedya. Ayah dan Bunda saling melihat dan merasa takjub. Anak Pintar!!! Setelah diplester di bagian yang disuntik, ayah menawarkan cuci tangan lagi dan langsung disambut dengan sangat antusias dengan turun dari gendongan dan naik kursi kecil sendiri langsung buka keran air lagi besar-besar, hahahaha... Fedya sama sekali tidak menangis!