Friday, May 25, 2007

Penyumbat Rejeki

Assalamu'alaikum wr. wb.

Maaf klo saya hanya sekedar copy-paste tulisan mas Bayu Gawtama yang saya temukan di Eramuslim, karena menurut saya sangat menarik. Mungkin ini penyebab kenapa usaha/bisnis kita belum sukses/lancar.

Koq mas Bayu gak pernah kirim artikel lagi di TDA ya ? Kemana beliau ?
Semoga bermanfaat.

Penyumbat Rejeki

Oleh Bayu Gawtama

Hardi, seorang pedagang kelontong yang cukup berhasil di kotanya. Namun jangan lihat keberhasilannya sekarang sebelum tahu faktor apa yang menjadi penyebab usahanya maju dan lancar.

Setahun yang lalu, Hardi mengadukan nasibnya kepada guru ngajinya. Ia mengaku sudah lebih sebelas tahun mencoba berbagai usaha namun selalu kandas di tengah jalan. Usaha pertamanya sudah dimulai saat ia baru memasuki kuliah tingkat dua, sekitar tahun 1994. Saat itu, ia mendapat pembagian warisan dari orangtuanya yang belum lama meninggal dunia. Jiwa bisnisnya memang sudah terlihat semenjak kecil, jadi wajar jika kemudian ia mendapatkan uang warisan dalam jumlah yang cukup banyak, maka yang terbersit di kepalanya adalah bisnis.

Maka, beberapa bulan kemudian ia membuka sebuah warung makan. Mulanya, warung makannya berjalan normal, bahkan bisa dibilang sangat laku keras. Mungkin karena ia melakukan promosi sangat gencar, selain karena ia termasuk anak muda yang memiliki cukup banyak relasi meski pun usianya masih sangat muda. Jadi sangat mudah baginya untuk mengundang sahabat, kerabat dan relasinya untuk sekadar mencicipi warung makan miliknya.

Entah kenapa, selang tiga bulan kemudian satu persatu pelanggan meninggalkannya. Tak banyak lagi yang makan di warungnya, sehingga dalam waktu tak berapa lama ia terpaksa menutup usahanya dan gulung tikar. Ia pun berganti usaha yang lain dengan sisa modal yang ada.

Usaha barunya, tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Masih seputar makanan. Kali ini ia membuka usaha catering yang melayani makan untuk kantor-kantor di kota tinggalnya. Alhamdulillah ia dipercaya seorang rekannya yang bekerja di sebuah perusahaan untuk memasukkan catering untuk makan siang beberapa karyawan. Untuk sebuah awalan, catering untuk sekitar 20 karyawan dianggapnya bagus. “Mulanya 20, insya Allah menjadi 200, 2000 dan seterusnya…” semangat Hardi berapi-api.

Alih-alih bertambah pelanggan, rupanya Allah berkehendak lain. Yang 20 pun menyetop langganan catering kepada Hardi, sementara selama satu bulan penuh itu ia belum mendapatkan pelanggan baru. Akhirnya, ia pun kembali mengalami kebangkrutan. Demikian seterusnya hingga lebih sepuluh tahun kemudian ia berganti jenis usaha selalu menemui kegagalan.

Pada satu kesempatan ia mengadukan perihal kegagalan demi kegagalan usahanya kepaada guru mengajinya. Ia menceritakan secara detil semua jenis usaha yang pernah dicobanya dan bagaimana sampai akhirnya semua usahanya gagal. “Saya harus usaha apalagi guru, saya sudah kehabisan modal. Bahkan saat ini saya memiliki hutang yang tidak sedikit…” keluhnya.

Guru tersebut tak lantas memberikan jawaban dengan menyebut satu bentuk usaha baru yang patut dicoba Hardi, melainkan meminta Hardi mengingat-ingat sesuatu di masa lalu. “Coba ingat, pernah punya hutang atau tidak di masa lalu? Atau pernah punya sangkutan berkenaan dengan rezeki orang lain atau tidak di masa lalu…?” tanya sang guru.

Dahi Hardi mengerenyit, mencoba mengingat-ingat masa lampaunya. Rasa-rasanya ia tak pernah punya hutang kepada siapa pun, justru sebaliknya ia malah mengingat kembali daftar nama-nama yang pernah berhutang kepadanya. “Coba lebih keras mengingat, mungkin nilainya kecil, tapi boleh jadi itu yang menjadi penyumbat rezekimu…”

“Astaghfirullah…. “ Hardi teringat sesuatu. Ia pun segera menyalami sang guru dan mohon pamit seraya berucap terima kasih. Pria itu segera memacu kencang kendaraannya menuju suatu tempat. Dalam hati ia berharap cemas, “Semoga masih ada warung itu…”

Tidak kurang dari tiga belas jam waktu yang ditempuh Hardi menuju Semarang, mencari satu tempat yang pernah ia singgahi hampir dua belas tahun yang lalu. Tiba di tempat yang dituju, ia tidak menemukan lagi warung mie ayam tempatnya makan dahulu. Kemudian ia mencoba bertanya kepada orang-orang di sekitar perihal tukang mie yang pernah berjualan di situ.

“Ya, tukang mie itu bapak saya. Sekarang sudah tidak berjualan lagi. Sekarang bapak sedang sakit parah…” seorang anak menceritakan ciri-ciri fisik penjual mie ayam itu, dan Hardi yakin sekali itu orang yang dicarinya. Tanpa pikir panjang, ia minta diantarkan ke rumah penjual mie untuk bertemu langsung.

Ketika melihat kondisi penjual mie, Hardi menitikkan air mata. Ia langsung meminta beberapa anggota keluara membopong penjual mie itu ke mobilnya dan segera membawanya ke rumah sakit. Alhamdulillah, jika tidak segera dibawa ke rumah sakit, mungkin penjual mie itu tidak akan tertolong. Seluruh biaya rumah sakit tercatat mencapai lima belas juta rupiah, dan semuanya ditanggung oleh Hardi.

Beberapa hari kemudian, setelah kembali ke rumah, bapak penjual mie itu mengucapkan terima kasih kepada Hardi. “Bapak tidak tahu harus bagaimana mengembalikan uang biaya berobat itu kepada nak Hardi. Usaha dagang bapak sedang susah…” Hardi berkali-kali mencium tangan Pak Atmo, penjual mie itu. Matanya tak henti menitikkan air mata, ia sedang berusaha menyatakan sesuatu, namun bibirnya terasa sangat berat.

Akhirnya, “… semua sudah terbayar lunas pak. Saya hanya minta bapak mengikhlaskan semangkuk mie ayam yang pernah saya makan tanpa membayar dua belas tahun silam”, Hardi terus menangis berharap keikhlasan itu didapatnya. Saat itu, sehabis makan ia langsung kabur memacu sepeda motornya dan tak membayar semangkuk mie seharga 1.500 rupiah.
Pak Atmo memeluk erat tubuh Hardi dan mengusap-usap kepala pria muda itu seraya berucap, “Allah Maha Pemaaf, begitu pun semestinya kita…”.

***
Perlancar dulu rezeki orang lain, agar tidak menyumbat rezeki kita.
Wallaahu ‘a’lam bishshowaab (Gaw)

Menembus Keterbatasan

(Renungan Potensi diri sendiri)

Kutu Binatang adalah binatang yang mampu melompat
300 kali tinggi tubuhnya, Namun apa yang terjadi bila ia
di masukan kedalam korek api kosong lalu di biarkan disana
selama satu hingga dua minggu ??

Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat
setinggi korek api saja..!!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba tiba
HILANG.

Ini terjadi ....., karena ketika kutu itu berada
didalam korek api, ia mencoba melompat tinggi, tapi ia
terbentur dinding kotak korek api, ia mencoba lagi dan
terbentur lagi, teruus begitu sehingga ia mulai ragu akan
kemampuanya sendiri.

Ia mulai berpikir " Sepertinya kemampuan melompat
saya memang hanya segini " kemudian loncatannya di
sesuaikan dengan tinggi korek api. ......Aman dia tidak
terbentur..! !!! Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "
Nah Benarkan ? Kemampuan saya hanya segini, Inilah
saya..!!.

Ketika kutu itu sudah di keluarkan dari kotak korek
api, dia masih terus merasa bahwa batas kemampuan
lompatnya hanya setinggi korek api. sang kutu pun hidup
seperti itu hingga akhir hayat. Kemampuan yang
sesungguhnya tidak tampak kehidupannya telah di batasi
oleh lingkunganya.

Sesungguhnya didalam diri kita juga banyak korek
api. Misalnya anda memiliki atasan yang tidak memadai. Dia
tipe orang yang selalu takut tersaingi bawahanya,
sehinggal dia sengaja menghambat perkembangan karir kita.
Ketika anda mencoba melompat tinggi, dia tidak pernah
memuji, bahkan justru tersinggung. Dia adalah contoh kotak
korek api yang akan mengkerdilkan jiwa anda.

Teman kerja juga bisa jadi kotak korek api. Coba
ingat, ketika dia bicara begini, " ngapain sih kamu kerja
keras seperti itu, kamu gak bakalan di promosikan kok " ,
Ingat !! mereka adalah korek api. mereka bisa menghambat
perkembangan potensi diri anda.

Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang
kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah,
kemiskinan, usia dan lain sebagainya. Bila itu semua
menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan
kemampuan anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam
aktifitas sehari hari.

Bila potensi anda sesungguhnya ingin muncul anda
harus TAKE ACTION untuk menembus kotak korek api itu,
lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang dibawah rata
rata, ia mampu menjadi presenter di televisi, andapun
pasti kenal Helen Keller, dengan mata yang buta, tuli dan
gagu, dia mampu lulus dari Harvard University. Bill Gates
tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu
menjadi raja komputer, Andri Wongso, tidak menamatkan
sekolah Dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di
Indonesia.

Contoh lain meneg BUMN, bapak Sugiharto, yang pernah
menjadi seorang pengasong, tukang parkir dan kuli
pelabuhan, Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus
maju, bahkan sebelum menjadi menteri beliau pernah menjadi
eksekutif di salah satu perusahaan ternama. begitu pula
dengan Nelson Mandela, ia menjadi presiden Afrika Selatan
setelah usianya lewat 65 tahun, Kolonel Sanders sukses
membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah
lebih dari 62 tahun.

Nah, Bila anda masih terkungkung dengan kotak korek
api, orang orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Andre
wongso, Sugiharto, Bill Gates dan Nelson Mandela adalah
orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api,
merekalah contoh sosok yang merdeka, Sehingga mampu
menembus berbagai keterbatasan. ...

BREAK YOUR BORDER, TOUCH THE SKY.......

ANDA BISA LEBIH HEBAT....... !!!!!!!!

Dikirim oleh rekan saya yang hebat Hasan Basir

Thursday, May 24, 2007

Menggandakan Nafkah hingga 700 Kali Lipat!

Oleh : Ust. Bobby Herwibowo

Semua manusia ingin beruntung. Apalagi bagi manusia yang
kerap kali merasa hidupnya kurang beruntung. Memang Allah
Swt tidak selalu memberikan rahmat-Nya kepada hamba dalam
bentuk rezeki. Sebab Dia Maha Tahu bahwa rezeki belum
tentu menjadi faktor yang baik bagi kehidupan seorang
hamba.

Namun ada beberapa ayat dalam Al Qur’an yang mengajarkan
kepada manusia untuk bisa mendapatkan rezeki
berlipat-ganda dan peruntungan dunia. Sebuah kalkulasi
fantastis dan absolut. Fantastis karena mendatangkan hasil
berlipat, absolut sebab dijanjikan oleh Allah Tuhan Yang
Maha Pasti.

Allah Swt menjanjikan dalam kitab-Nya bahwa setiap
kebaikan akan berbuah 10 kali hasil. “Barangsiapa membawa
amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya.” (QS. 6:160)
Seorang sufi bernama Imam Hasan Al Bashri amat meyakini
janji Allah ini. Alkisah, beliau suatu hari kedatangan 6
orang tamu. Sebagai seorang muslim, memuliakan tamu adalah
hal yang diperintahkan agama.

Imam menerima tamu dengan wajah sumringah. Semua tamu yang
hadir ia persilahkan masuk dan duduk di kursi yang
tersedia di ruang depan rumah. Usai semua tamu masuk ke
dalam rumah, Imam Hasan pergi ke dapur. Saat itu, hanya ia
dan seorang budaknya yang ada di rumah. Imam Hasan
bertanya kepada budaknya, “Makanan apa yang ada di rumah
ini hingga bisa dihidangkan untuk tamu-tamuku?” Sang
budak, membuka lemari makanan dan tiada yang ia temui
selain sepotong roti saja. Ia sampaikan kepada Imam Hasan
hal tersebut.

Sedikit berkerut kulit dahi Imam terlihat, pertanda beliau
berpikir serius bagaimana cara menghidangkan sepotong roti
itu untuk enam orang tamunya. Sejurus kemudian, Imam
berkata setelah mengambil sikap, “Sudah begini saja...,
bawalah roti itu dan cari orang yang dapat menerimanya
sebagai sedekah! Namun jangan lupa hidangkan dulu minuman
untuk para tamuku!”

Maka pergilah sang budak untuk bersedekah, setelah ia
menyuguhkan minuman kepada para tamu Imam Hasan terlebih
dahulu.

Maka para tamu pun hanya mendapatkan suguhan air putih
dari rumah Imam Hasan. Imam Hasan merasa gak enak hati
kepada para tamunya.Tapi dia yakin, bahwa Allah Swt akan
membalas amalnya minimal 10 kali lipat.

Biduk asa seolah menjumpai tambatannya. Saat Imam Hasan
kedatangan seorang tamu lagi yang datang dengan membawa
sebuah nampan. Imam Hasan bangkit dan bergegas
menghampirinya.

“Assalamu’alaikum, wahai Imam!” seru orang yang baru saja
datang. “Wa’alaikum salam warahmatullah. ..” Imam membalas.
“Apa yang kau bawa?” imam bertanya kepada orang tersebut.
“Ini imam, aku membawakan 6 potong roti untuk engkau!”
kata orang tersebut dengan senyum terkembang.

“Mungkin ini bukan untukku!” Imam Hasan menukas. “Mengapa
engkau berkata demikian?” sang tamu bertanya keheranan.
“Kalau benar ini untukku, pasti jumlahnya sepuluh!” Imam
berkata yakin karena ia tahu bahwa Allah akan memberi 10
roti sebagai balasan dari sepotong roti yang telah ia
sedekahkan.

Sang tamu merasa aneh. Ia coba untuk memanjangkan leher
dan menyapukan pandangan ke dalam rumah Imam Hasan.
Sesudah itu ia mengerti bahwa imam sedang kedatangan
banyak tamu.

Orang itu pun kembali ke rumah. Lalu ia tambahkan lagi 4
potong roti sehingga menjadi 10 jumlahnya. Kemudian ia
angkat nampan yang ia bawa, kemudian ia ayunkan langkah
menuju rumah Imam Hasan Al Bashri.

Sesampainya di rumah imam, sang tamu kembali mengucapkan
salam lalu disambut dan dibalas oleh Imam Hasan. Beliau
lalu membuka penutup nampan, kemudian berujar, “Nah...
inilah yang dijanjikan Allah padaku!”

Allah akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan oleh
seorang hamba minimal 10 kali lipat. Bilangan balasan itu
bisa terus berganda dan tumbuh semakin besar. Tergantung
pada keikhlasan sang hamba, dan takaran rezeki yang Allah
berikan kepadanya. Bahkan bilangan itu suatu saat bisa
mencapai 700 kali lipat. Allah Swt berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:261)
1 butir benih menjadi 700 biji. Itulah janji Allah Ta’ala.
Tiada yang mustahil bagi Allah untuk membalas derma
hamba-Nya bahkan hingga 700 kali lipat.

Secara gampang, manusia yang menyangsikan janji Allah Swt
ini dapat melihat bukti pada pohon pepaya yang banyak kita
kenal di tanah air. Pepaya ditanam seperti kebanyakan
pohon lain. Ia ditanam dengan memasukan biji ke dalam
tanah.

Bila Allah Swt berkehendak, maka dari biji tersebut akan
tumbuhlah pohon. Pohon akan tumbuh besar dan berkembang.
Kemudian setelah tinggi, ia akan memiliki beberapa cabang.
Setelah tiba waktunya, ia pun akan berbuah. Setiap pohon
pepaya memiliki jumlah cabang dan buah yang beragam.
Setelah berbuah, manusia akan mendapati bahwa dari
masing-masing buah saja akan terdapat ratusan biji pepaya
di dalamnya. Mungkin saja, dari biji atau benih pepaya
yang satu, akan menghasilkan beribu biji yang kemudian
bisa dapat menumbuhkan pepaya kembali. Allah Maha Luas
karunia-Nya lagi Maha Mengetahui (QS. 2:261)

Berderma satu, dibalas 700 kali lipat!

Di Cipete Jakarta Selatan. Di sebuah sekolah dasar di
sana, seorang pria penjual gorengan bernama Udin (bukan
nama asli) berjualan. Lonceng turun main, kira-kira akan
berbunyi sepuluh menit lagi. Ia tengah memotong beberapa
singkong untuk digoreng.

Singkong seperti kita tahu, berbentuk tabung dan
berkerucut pada ujungnya. Biasanya sebuah singkong akan
dipotong lima bagian. 4 bagian digoreng untuk dijual,
sementara bagian ujung atau pentilnya disisihkan untuk
dibuang. Hari itu, Udin menggoreng kira-kira 5 buah
singkong, dan pentil singkong yang tersisa pun berjumlah 5
karenanya.

Lonceng istirahat berbunyi, para siswa pun berhamburan ke
luar kelas untuk jajan dan istirahat. Seorang anak kurus
sambil menggigit jari berdiri di ujung gerobak Udin. Anak
ini tidak membeli gorengan seperti siswa lainnya, juga
tidak berbicara sepatah katapun.

Naluri Udin berkata bahwa anak ini tidak punya uang untuk
jajan. Hati kecil menyuruhnya agar 5 pentil singkong yang
ada diberikan saja kepada anak itu. Maka diambillah
beberapa pentil itu. Ia masukkan ke dalam adonan tepung,
kemudian digorenglah. Setelah matang, Udin menaruhnya di
atas kertas lalu disodorkannya kepada anak itu.

Si anak senang bukan main. Senyumnya mengembang. Udin
turut bahagia melihatnya. Belakangan, Udin tahu bahwa anak
tersebut adalah seorang yatim yang baru saja kehilangan
bapak.

Kejadian pagi itu terus berulang. Udin memberikan beberapa
pentil singkongnya kepada anak yatim itu. Hari demi hari,
bulan demi bulan, tahun demi tahun hingga anak itu lulus
dari Sekolah Dasar. Udin tidak merasa berat, sebab apa
yang ia berikan kepada anak yatim itu, tiada lain adalah
barang yang tiada berharga bagi siapapun. Dalam
pengalamannya berjualan, tidak ada seorang pun yang
mencari pentil singkong untuk dibeli. Bahkan bila dijual
sekalipun dalam jumlah banyak, pastilah tidak akan laku.

Udin tak berkeberatan memberikan pentil singkongnya kepada
anak itu. Bahkan untuk setiap hari!

Allah Swt akan membalas kebaikan seorang hamba bila ia
membantu saudaranya bahkan hingga 700 kali lipat!

Lebih dari 30 tahun berselang setelah anak yatim itu
lulus. Saat itu, Udin masih mengerjakan rutinitasnya
setiap hari; yaitu berjualan gorengan di sekolah dasar
yang sama. Maka berhentilah sebuah mobil mewah nan
mengkilap tepat di depan gerobak Udin.

Seorang pemuda tampan turun dari mobil. Ia mengenakan
setelan dan dasi yang bermerk. Rambutnya di sisir rapi dan
mengkilat ditimpa sinar matahari.
Melihat calon pembeli dengan mobil bagus, Udin sigap
membuka pembicaraan, “Mau beli gorengan, Den...?!” Pemuda
itu tersenyum dan berkata, “Masa akang lupa sama saya?”
Pertanyaan itu membuat Udin berpikir singkat, namun ia
tidak menemukan jawaban. Udin lalu bertanya polos,
“Memangnya... , Aden ini siapa ya?” Masih tersenyum, pemuda
itu mengatakan, “Saya ini adalah anak pentil singkong,
Kang!” Mendengar itu, Udin berucap tasbih. Rasa gembira
terbit di hatinya melihat kesuksesan anak ini. Anak pentil
singkong yang dulu kerap berdiri di pinggir gerobaknya.

“Masya Allah.... sudah sukses sekarang ya, Den?!” Udin
bertanya sekali lagi. “Alhamdulillah, Kang!” jawab si
Aden.

Udin lalu menggamit lengan si Aden, diajaknya masuk ke
balik gerobak. Udin menyorongkan sebuah kursi kecil untuk
duduk. Maka duduklah pemuda itu, sementara Udin meneruskan
pekerjaannya. ... menggoreng singkong, tempe dan lain-lain.

Sambil Udin bekerja, pembicaraan mengenai kenangan lama
terulang kembali. Keduanya merajut rasa syukur kepada
Allah Swt Yang telah melimpahkan anugerah tiada terkira.
Pembicaraan tersebut terus berlanjut hingga berujung pada
sebuah kalimat yang diucapkan sang pemuda.

“Akang... saya ke sini mau berterima kasih!” kata si
pemuda. “Atas apa, Den?!” jawab Udin. “Berterima kasih
atas kebaikan kang Udin kepada saya. Dulu kalau gak
dikasih pentil singkong sama Akang, saya gak bakal bisa
belajar dengan tenang. Kalau belajar gak tenang, saya gak
bakal pintar. Kalau gak pintar, saya gak bakal bisa lulus
sekolah dan sukses seperti sekarang.... saya ke sini mau
berterima kasih ke kang Udin!” kalimat yang baru diucapkan
oleh pemuda begitu tersusun dan membanggakan hati Udin.
Namun Udin masih berkelit sambil berujar, “Den... sudah
gak usah dipikirkan. Apa yang saya kasih ke Aden berupa
pentil singkong itu kan gak berharga! Ngapain pake terima
kasih segala. Lagian, kalo saya jual gak bakal ada yang
mau...!” Udin mencoba merendah dan menolak pamrih.

Pemuda masih mengejar dengan satu pertanyaan lagi, dan ini
membuat Udin menjadi bergidik. “Akang..., saya dan istri
berniat haji tahun ini. Saya ingin Kang Udin dan istri mau
menemani kami. Mau kan, Kang?”

Gemuruh rasa terjadi di dada Udin. Tidak pernah terbayang
baginya akan ada seorang hamba Allah yang mengajaknya
untuk menunaikan rukun Islam kelima. Udin pun mengiyakan,
dan pemuda itu pun pergi meninggalkan Udin.

Udin dan istrinya berangkat haji. Seluruh biaya dan uang
jajan keduanya ditanggung oleh si pemuda. Barangkali lebih
dari Rp 60 juta yang dibayarkan olehnya. Udin dan istri
lalu berangkat ke Baitullah, menunaikan semua ritual dan
kewajiban dalam ibadah haji. Hingga ia dan istri kembali
ke tanah air lagi dengan selamat.

Sesampainya di tanah air, banyak kerabat, saudara dan
tetangga datang bersilaturahmi. Udin membagikan oleh-oleh
berupa air zamzam, kurma dan banyak lagi. Banyak orang
senang menerima hadiah tersebut. Mereka pun banyak
menanyakan pengalaman Udin dan istri selama berhaji.

Udin menjawab semua pertanyaan orang yang datang
sebisanya. Hingga saat ada seseorang yang bertanya tentang
bagaimana caranya kang Udin dapat berhaji bersama istri
padahal usahanya hanya sekedar menjual gorengan.

Rupanya... banyak yang belum tahu dengan cara apa Udin
berangkat haji. Dan memang, ia merahasiakan hal itu selama
ini. Udin pun menjawab seadanya, “Dulu..., saya sedekah
pentil singkong kepada seorang anak yatim, eh gak taunya
dengan sedekah itu saya dan istri berangkat haji. Kalo
tahu begini, coba dulu saya sedekah singkong beneran sama
tuh anak...!”

Udin mencoba berkelakar dengan jawabannya, dan hal itu
membuat hadirin tertawa terbahak mendengarnya. Dalam hati,
Udin bersyukur kepada Allah Swt Yang Sungguh menepati
janji kepada dirinya. Sungguh Allah Swt Maha Kuasa untuk
membalas amal seorang hamba, bahkan hingga 700 kali lipat
atau lebih dari itu.

Apa dalam menjalankan bisnis sudah sesuai dengan tujuan hidup anda?

Dari email Pak Dudun Parwanto di TDA.

Apa dalam menjalankan bisnis sudah sesuai dengan tujuan hidup anda?

Pada 23 mei 2007 lalu, bertempat di ACTION COACH, kawasan Pejompongan, Jakarta. Saya mengikuti kegiatan Bussines Coach atau konsultasi Bisnis. Kegiatan ini dikuti sekitar 10 orang Bisnis Owner (BO). Sementara dari komunitas tangandiatas (TDA) saya dan bu Khaira dari Subang.
Coach pada hari itu yakni Juristian Amadin. Pertama kali pak Juri meminta para BO mengutarakan masalah yg terjadi pada bisnis masing2. Khusus untuk saya mengalami masalah serius dengan SDM.
Pak Juri tidak langsung menjawab pertanyaan para BO. Dia menjelaskan dulu tentang 6 Step yakni Mastery. Niche, Leverage, Team, Sinergy dan Business. Pada bag ini lebih bnyk dikupas ttg mastery dan Niche.
mengenai masalah SDM, menurut p Juri, Winning Team meliputi 6 hal:

1. Strong Leadership
2. Common Goal
3. Rule of the Game
4. Action Plan
5. Support Rise Thinking
6. 100 % proaktif dan partisipasi

Sementara itu pak Priyo, coach ACTION jg, menanyakan satu persatu tujuan hidup kita. Ada yg menjawab untuk kebebasan finasial, berbagi ke orang lain, menikmati hidup dsb. Dia mengatakan jangan2 jalan bisnis yg kita tempuh melenceng dari tujuan hidup kita. Dia menyebut tujuan hidup kita untuk mencapai Kualitas Hidup.
yakni Quality of Life. menurut pak Pri Quality of Life ada 8 Tingkat

Tkt 8 Quality of Result
Kualitas Hasil

Tkt 7 '" of Action
Kualitas Tindakan

Tkt 6 " of Decision
Kualitas mengambil keputusan

Tkt 5 " of Question
Kualitas Pertanyaan, misal pertanyaan apa yang ada dalam bisnis kita

Tkt 4 " of Dreams
Kualitas Impian, Setelah memiliki keyakinan kita harus punya impian, karena impian adalah cetak biru dari realita

Tkt 3 " of Believe
Kualitas Kepercayaan, kita harus merasa percaya diri dalam membangun bisnis

Tkt 2 " of Knowledge
Sejauhmana kualitas pengetahuan kita terhadap bisnis kita

Tkt 1 " of Mentor
Kualitas mentor, kita harus bnyk belajar dari guru, praktisi, buku dan sebagainya sebagai mentor kita

Kata p Pri, skrg kita dilevel mana? Jawabanya kembali ke diri kita msn2.

http://duduntok. multiply. com/

Kegagalan Fatal Pameran/Bazaar

Awas, Ini Kegagalan Fatal Pameran Anda !

Tahukah Anda?
Berdasarkan hasil riset terkini pakar pemasaran;

Mayoritas pebisnis yang mengikuti pameran, hampir 80% di antaranya, jarang dan bahkan hampir tidak pernah melakukan 'follow-up' terhadap calon atau prospek klien yang diperoleh dari keikutsertaan mereka di ajang pameran.

Selama ini, mayoritas pebisnis berkutat puas pada perolehan transaksi di lokasi pameran. Padahal, diketahui pula dari hasil riset yang sama, bahwa:

a. 90% pengunjung pameran, menganggap pameran sebagai sumber informasi dan referensi utama keputusan pembelian produk yang bersangkutan;

b. 48% dari seluruh pengunjung pameran, setelah pameran usai, rata-rata hanya butuh diyakinkan melalui 'follow-up' sebanyak satu kali, untuk langsung kemudian memutuskan untuk bertransaksi;

c. Bila pebisnis peserta pameran konsisten melakukan follow up berkala, hanya dalam waktu 12 bulan pertama setelah pameran usai, 57% prospek dapat melakukan keputusan pembelian.

Anda sudah punya bayangan sekarang? Bahwa mayoritas dari kita memang lihai dalam menyia-nyiakan peluang:) ... Ah Ha .. berarti sekarang-lah waktunya 'jemput bola' !

Sumber : Annisa - customerladder

Di copy dari blognya mas Eko

Wednesday, May 16, 2007

Top Ten Rules of Doing Business Online

10 Aturan Membangun Bisnis Online

1) Berikan respon secara cepat.
Internet berisi ribuan website yang bisa membuat perhatian calon klien anda berubah.
Pastikan anda memberikan informasi yang mereka inginkan sekarang
(baca: dalam waktu cepat) saat anda masih berada dalam pikiran mereka ;-)

2) Berikan calon klien atau prospek anda sesukup mungkin informasi
yang bisa membuat mereka mengambil keputusan secepatnya.
Anda harus membuat proses pembelian sesimple mungkin.
Siapkan jawaban untuk semua pertanyaan mereka
agar mereka merasa nyaman membeli produk atau menggunakan jasa anda.

3) Berikan alternatif pilihan untuk mereka berkomunikasi dengan anda.
Buat calon klien atau prospek merasakan kepedulian anda,
Jadi, jangan hanya bersembunyi dibalik website anda ;-)

4) Jujur, jujur dan jujur.
Reputasilah yang akan menyukseskan anda.
Berlaku adil termasuk pada calon klien akan membawa anda
ke tempat yang tidak disangka ;-)

5) Ciptakan keinginan untuk semua hal.
Orang membeli untuk banyak alasan.
Menulislah secara logika juga secara emosinal
(eh, maksudnya dengan emosi ;-).
Anda ingin menciptakan rasa ingin pada produk-produk anda
namun juga harus mengeliminasi argumentasi yang mungkin timbul
pada beberapa prospek yang tidak ingin membeli.

6) Menulis dengan target semua orang.
Buatlah judul-judul subtitles dan daftar singkat bagi orang yang hanya ingin
mengunjungi/melihat-lihat website anda dan siapkan pula deskripsi detil
bagi mereka yang memang menginginkan informasi lengkap.

7) Biarkan orang lain menjual untuk anda.
Testimonial dan bentuk kerjasama adalah bentuk advertising
yang paling ampuh yang dapat anda gunakan.
Selain itu, paling murah juga ;-)

8) Ciptakan rasa terburu-buru.
Anda mungkin sudah mengeluarkan modal untuk membawa prospek
atau calon klien sampai di website anda.
Berikan mereka insentif untuk memesan/membeli saat mereka sudah ada di web anda.
Bila ada calon klien yang merasa mereka dapat menunda pembelian
atau membeli kapan saja, akhirnya mereka akan “menghilang.”

9) Tanyakan tentang pembelian!
Jangan malu-malu ya ;-)
Perlihatkan bagaimana mereka mendapatkan banyak keuntungan
dengan melakukan pembelian dan janga lupa sertakan cara order.
Siapkan beberapa link pembelian dalam website anda.

10) Overdeliver.
Klien yang telah melakukan pembelian adalah hal paling berharga yang anda miliki.
Bila anda memperlakukan klien anda dengan spesial,
anda akan mendapatkan penghargaan kembali melalui promosi mulut ke mulut.
Jangan lupa untuk terus menjalin hubungan dan membantu mereka kapan pun anda bisa ;-)

dari bundainbiz.com

Tuesday, May 15, 2007

Billionair In Traning (Brad Sugar)

Tanggal 2 Mei lalu, rekan-rekan saya mengikuti seminar Brad Sugar "Billionair In Training" di JCC. Seminar disampaikan dalam bahasa Inggris dan dihadiri oleh kurang lebih 1000 peserta. Review seminar ini ditulis dengan sangat menarik dan komprehensif oleh sahabat saya Pak Fauzi Rachmanto.
Saya copy persis di bawah ini sebagai bahan pembelajaran dan pengingat bagi saya.
Minta ijin ya Pak fauzi....saya posting di blog saya .

===============

Brad

Nama lengkapnya Bradley J. Sugars. Panggilannya Brad. Umurnya 36 tahun, sama dengan saya. Mungkin seharusnya saya dulu di kasih nama Brad juga. Karena sepertinya yg namanya Brad kok beruntung sekali. Ada Brad Pitt yang ganteng, terkenal dan jago akting. Sekarang ada Brad Sugars, ganteng juga, terkenal, dan jago bisnis. Kemarin tanggal 2 Mei 2007 Brad yg ke-2 ini sempat mampir ke Jakarta untuk bagi-bagi ilmu bisnis dalam acara yg diberi judul "Billionaire in Training", sesuai salah satu judul bukunya. Saya bersyukur sempat menghadiri, meski gak kebagian tandatangan dan foto bareng. Tapi gak penting lah, saya toh mengagumi pemikirannya, bukan fisiknya.
Sebetulnya bagi yang pernah baca buku-buku Brad, apa yang dia sampaikan pasti tidak asing lagi. Namun, dengan gaya penuturan yang asik, mendengar Brad nya sendiri yang ngomong jadi lebih berkesan. Yang pertama, Brad mengingatkan tujuan kita semua dalam berbisnis, bahwa kita berbisnis adalah untuk: "bekerja sekali, namun mendapatkan hasil selamanya". Ini berlawanan dengan kerja sebagai karyawan, dimana kita mendapat hasil sesuai dengan kerja kita. Hal ini dapat dicapai apabila kita mampu merubah sumber income kita yg semula adalah "active income" menuju "passive income". Bagaimana caranya? Menurut Brad, untuk dapat "bekerja sekali, namun mendapatkan hasil selamanya" cara terbaik adalah dengan memiliki bisnis (selain menulis buku tentunya … hehehe, yg ini dia ucapin setengah becanda, wong dia penulis) Namun kenapa banyak business owner yang gagal? Menurut Brad mereka tidak menerapkan prinsip LEARN before you EARN. Jadi belajar lah lebih dahulu, sebelum menuai hasilnya. Caranya? Salah satu nya adalah … ya baca buku nya Brad … hehehe. Sehingga nanti nya sebagai bisnis owner kita tidak sekedar dapat MAKE the money tapi juga MANAGE the money.
Disinilah kemudian Brad memaparkan tangga entrepreneur nya yang terkenal itu: Di anak tangga paling bawah, ada pelajar dan pemagang (apprentice), mereka yang masih spend money ataupun tidak terima apa-apa untuk learning. Ketika mereka akhirnya bekerja menjadi EMPLOYEE, barulah mereka dibayar untuk belajar. Ini kalau cara berpikir mereka betul bahwa bekerja adalah sarana belajar sebelum dapat membangun bisnis sendiri. Di tangga berikutnya adalah para SELF EMPLOYEE, mereka yang akhirnya memutuskan untuk mengelola bisnis sendiri. Umumnya, pada tahap awal mereka adalah para single fighter. Mengerjakan sendiri semua hal dari produksi hingga penjualan. Akhirnya kadang mereka menjadi lebih sibuk dibanding ketika menjadi karyawan. Banyak yang akhirnya tidak tahan dan kembali menjadi karyawan. Jika cukup pandai mengelola usaha, para self employee tadi, biasanya akan bertahan dan mulai merekrut tim, sehingga mereka naik tangga menjadi MANAGER. Pada tahap ini, kadang kehidupan menjadi lebih kompleks dari sebelumnya. Karena para manager ini sering harus kerja keras untuk menggaji karyawan, bukan sebaliknya. Jika berhasil mengatasi tantangan ini, mereka bisa menciptakan system dan membayar orang lain untuk mengelola bisnis, maka mereka layak naik tangga menjadi BUSINESS OWNER. Seharusnya, pada level ini business berjalan sesuai dengan definisi bisnis menurut Brad: A commercial, profitable enterprise, that work without me. Dengan menjadi business owner, maka Anda akan menciptakan cashflow yang banyak dan stabil, apakah Anda terlibat langsung atau tidak, sehingga Anda bisa naik tingkat menjadi INVESTOR. Pada tingkat investor ini, Anda dapat melipatgandakan kekayaan dengan cara yang FUNtastic. Selanjutnya? Sabar … waktu itu saya jg tdk sabar sampai ingin berteriak …. Caraanya Braad ….!
Eh, Brad Sugars malah cerita bagaimana waktu dia kecil. Ternyata bakat bisnis Brad sudah terlihat dari umur 7 tahun. Waktu itu, dia pergi ke rumah kawan Ayahnya yang sangat kaya. Dia adalah seorang pengusaha di bidang susu sapi. Brad kecil pun bertanya:"Pak, bagaimana sih Anda bisa begitu kaya?". Kawan Ayahnya menjawab:"Nak, saya kaya bukan karena menjual SUSU, tapi menjual BISNIS SUSU". Ini merupakan moment AHA saya malam kemarin. Ya, seharusnya selama ini saya berpikir bagaimana menjual BISNIS saya, bukan produk dan jasa saya semata. That's what its all about. McD besar bukan karena jualan burger sama ayam, tapi karena jualan BISNIS burger dan ayam. Demikian juga dengan Starbuck, Kebab Turki Baba Rafli, AutoBridal, dan sebagainya. Semua menjadi besar karena menjual BISNIS. Wah, saya langsung keringetan. Brad … Brad, kok pinter amat sih kamu.
Bahkan, sebagai investor, Anda dapat membeli BISNIS, selain menciptakan dari awal. Kita dapat menerapkan prinsip Buy, Build and Sell. Dengan pengetahuan yang diperoleh selama proses LEARN sewaktu kita mendaki tangga EMPLOYEE hingga OWNER, kita akan mampu melakukan ini. Selain BISNIS, investor juga dapat melakukan investasi pada PROPERTY dan STOCK (saham). Prinsip membeli bisnis, investasi pada property maupun stock, dapat dilakukan dengan cara RETAIL, maupun WHOLESALE (dengan volume tertentu dengan harga negosiasi yang lebih baik). Misalnya investasi pada property dan stock dapat dilakukan dengan harga yang sangat fantastis, sehingga investor dapat langsung untung pada waktu pembelian dilakukan (day one).
Ada beberapa prinsip dasar yang disampaikan oleh Brad dalam membeli, membangun dan menjual bisnis. Yang pertama adalah, ketika semua orang menggali emas, jadilah orang yang menjual alat nya (pan nya). Penggali emas bisa untung dan buntung, tapi penjual pan akan untung terus. Prinsip ini contohnya berlaku ketika booming internet. Dari berbagai perusahaan teknologi yang muncul dan tenggelam, yang untung adalah para investment bankernya. Selain itu dalam memilih bisnis, kita harus memperhatikan aspek "repeat business" dan potensi pertumbuhan bisnis nya. Jangan ragu dalam penentuan pricing. Be expensive, supaya profit terjamin. Ini penting, karena salah satu aspek yg vital dalam bisnis adalah cashflow nya bukan assetnya. Jadi yang dibeli dari suatu bisnis adalah cashflow bukan assetnya semata.
Jika Anda mampu mencapai tahap INVESTOR ini, maka Anda tinggal selangkah lagi untuk mencapai puncak tangga yaitu: ENTREPRENEUR. Jika INVESTOR masih berkutat pada jual beli asset fisik. Maka ENTREPRENEUR sudah mampu bergerak dalam tataran "PAPER ASSETS". Sebagai contoh, Brad menjual lisensi franchise nya untuk kawasan London senilai jutaan poundsterling. Berapa cost nya? NOL. Paling2 ongkos ngeprint kontraknya. Disinilah dahsyatnya ENTERPRENEUR sejati. Mereka bekerja dengan kertas untuk menghasilkan uang dalam jumlah yang luar biasa besar. Tandatangan sana, tandatangan sini, dan rekening bertambah. Hebat bukan? Anda mau? Pasti Anda juga bisa.(fr)

Writed by Fauzi Rachmanto

Wednesday, May 09, 2007

Think and Grow Rich

Saya suka sekali membaca buku Think and Grow Rich yang ditulis oleh Napoleon Hill. Hal yang paling saya suka adalah judul bukunya yang berbunyi Think and Grow Rich. Selesai membaca buku tersebut untuk pertama kalinya saya kemudian mengerti kenapa Napoleon Hill memberitahu kita Think and Grow Rich, bukannya Work and Grow Rich atau Save and Grow Rich lebih-lebih WorkOvertime and Grow Rich. Berpikir dan menjadi kaya, berarti awal untuk sukses dan menjadi kaya adalah berpikir. Jenis pikiran seperti apa yang membuat kaya, dibahas detil dalam buku tersebut, yang pasti pikiran-pikiran tersebut sangat positif, optimis, menyenangkan, gembira, dahsyat, dan jauh ke depan.

Sebagian orang menganggap sesuatu yang belum tercapai merupakan sebuah mimpi (yang diawang-awang) sementara sebagian lagi mengganggapnya cita-cita, walau hal yang diimpikan dan dicita-citakan sama tapi masing-masing kelompok akan menjalani hidup dengan cara berbeda. Cita-cita adalah tujuan, orang yg punya cita-cita punya tujuan. Hidupnya akan diatur untuk menuju tujuannya itu. Kelompok lain menganggap mimpi yang kalo memang nasib akan dicapai, gak perlu diraih karena mimpi itu urusan Allah, hidup berjalan seperti air mengalir. Hidup mengalir seperti air sepertinya enak, tenang, damai, mengikuti arah sungai, tetapi kalo saya pikir hidup seperti air mengalir seperti tidak punya cita-cita pribadi, kemauan aktualisasi diri, mengikuti arus (orang lain), berakhir di hilir sungai bareng-bareng dengan teman-teman sesama air, dan semuanya biasa aja.

Salah satu pelajaran yang saya pelajari dari guru investasi saya adalah "kalau ingin sukses, jangan jadi orang biasa." Don't be average !!

Beda orang biasa (rata-rata) dengan orang luar biasa (diatas rata-rata) adalah visinya atau cita-citanya. Hidup tanpa visi berarti menjadi orang biasa. Orang luar biasa punya visi yang dituju. Hidup tanpa visi adalah seperti hidup seperti air mengalir, mengikuti arus (kumpulan/masyarakat/orang lain). Nah, apa visi hidup kita sekarang?

Think !!! and Grow Rich !!!