Wednesday, December 20, 2006

Think steps ahead

A: Kalo telinga bapak dipotong, gimana?
B: Saya jadi gak bisa baca
A: Aneh, kok bisa jadi begitu?
B: Karena saya jadi gak bisa pakai kacamata

Kadang kali atau sering kali, orang-orang yang mampu berpikir beberapa langkah ke depan (walau hanya 1 langkah) akan dianggap aneh. Kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang spesial tersebut sulit diterima oleh logika kebanyakan, kadang mereka dianggap GILA.

Saya ingin sekali punya kemampuan tersebut. Beberapa tahun terakhir saya mempelajari bagaimana cara membuat ramalan, tapi bukan ramalan ala paranormal dengan bantuan jin. Ramalan ini murni dengan melihat situasi sekarang, belajar dari sejarah, dan membuka mata lebar-lebar akan perubahan. Mungkin seperti ilmu futurologi juga.

Di satu tulisan saya yang lalu menuliskan harga emas 24 karat yang kemungkinan akan naik hingga 300 ribu rupiah per gram. Alasannya adalah kemungkinan resesi di masa depan.

Beberapa hari yang lalu saya perhatikan tingkat suku bunga deposito mulai menunjukkan gejala aneh, gejala yang biasa terjadi kalau investor institusi mencium kemungkinan adanya masalah finansial di depan. Suku bunga deposito 12 bulan dipatok lebih rendah daripada bunga deposito dengan periode lebih singkat, 6 bulan. Saya artikan bahwa bank mulai tidak mau lama-lama memegang uang rupiah kita. Karena kita kan menitipkan uang rupiah kita dalam bentuk deposito dan nanti bank akan kena beban untuk membayar ke kita sejumlah uang (bunga). Mungkinkah keperkasaan rupiah akan segera berakhir?

Ingat krisis tahun 1997. Tahun depan adalah tahun 2007, sudah 10 tahun. Banyak pihak percaya bahwa krisis biasa datang 5 tahun sekali dan seringkali terjadi pada tahun ke-2 atau ke-3 masa kepemimpinan presiden US. Tahun 1992 krisis datang setelah perang teluk 1991, harga minyak naik, harga emas membumbung. Tahun 1997 krisis moneter datang, rupiah terjungkal, dollar naik, harga emas membumbung lagi. Tahun 2002 isu terorisme menghantam dunia, krisis datang lagi tetapi waktu itu amerika langsung menggelar perang kemana-mana. Sepertinya presiden US percaya bahwa perang adalah cara paling cepat menangkal krisis, karena perang adalah proses penghacuran dan pembangunan kembali yang pada akhirnya membuat roda bisnis bergerak, perusahaan dapat pekerjaan, dan masalah ketenagakerjaan berkurang. Tahun 2007?

Krisis juga kadang ditandai dengan selesainya proyek mercu suar. Krisis moneter tahun 1997 ditandai dengan selesainya menara Petronas, dan tahun kemarin saya dengar bahwa menara Al-Burj di saudi sudah selesai juga. Nah looo...

Pertanyaan: Kalo kita dikasih balik lagi ke tahun 1996, apa waktu itu kita mau pegang rupiah?

Bunga deposito rupiah memang naik sampai 30-60% setahun, tapi kalo kita pegang dollar US, maka kenaikannya bisa sampai 500% atau 5 kali lipat, dahsyat booo...

Tapi sebetulnya rupiah dan dollar itu sama aja, sama-sama uang cetakan politikus, keduanya bisa bergerak saling bertolak belakang atau sama-sama naik atau sama-sama turun. Yang pasti nih, emas akan selalu sama nilainya. Punya rupiah lebih dan bingung mau disimpan ke mana? Coba tukarkan ke emas. Bisa dalam bentuk batangan atau sertifikat, lalu simpan di safe deposit box kalo mau lebih aman. Saya sudah melakukannya.

Mungkin ada yang berpikir, apa-apaan sih ini atau ah pemerintah pasti bisa bertahan. Saya sih lebih percaya dengan apa yang saya rasakan. Eh iya, harga beras sudah mulai naik ya... sudah bisa dipastikan angka inflasi naik dong, itu juga kalo BPS ngitungnya bener...

Terakhir yang mungkin bisa jadi pertimbangan adalah "Nabi Nuh tidak mulai membuat perahu saat hujan mulai turun rintik-rintik, tapi saat sebelum hujan."

Live long and prosper